ALIRAN
PENDIDIKAN
(aliran
klasik dalam pendidikan,aliran modern dalam pendidikan)
AHMAD ARDAN
Fakultas MIPA,
universitas sulawesi barat
Abstrak:
Aliran-aliran pendidikan telah dimulai sejak
awal hidup manusia, karena setiap kelompok manusia selalu dihadapkan dengan
generasi muda keturunannya yang memerlukan pendidikan yang lebih baik dari
orang tuanya. Di dalam kepustakaan tentang aliran-aliran pendidikan,
pemikiran-pemikiran tentang pendidikan telah dimulai dari jaman Yunani kuno
sampai skarang ini. Oleh karena itu bahasan tersebut hanya dibatasi pada
beberapa rumpun aliran klasik, pengaruhnya sampai saat ini dan dua tonggak
penting pendidikan di Indonesia. Di Indonesia telah di terapkan berbagai
aliran-aliran pendidikan, penerimaan tersebut dilakukan dengan pendekatan
efektif fungsional yakni diterima sesuai kebutuhan, namun ditempatkan dalam
latar pandangan yang konfergensi. Aliran-aliran klasik yang dimaksud adalah
aliran empirisme, nativisme, naturalism, konvergensi. Sampai saat ini
aliran-aliran tersebut masi sering digunakan walaupun dengan
pengembangan-pengembangan yang disesuaikan dengan perkembangan zaman.
Aliran-aliran itu mewakili berbagai variasi pendapat tentang pendidikan, mulai
dari yang paling pesimis sampai dengan yang paling optimis. Aliran-aliran itu
pada umumnya mengemukakan satu factor dominan tertentu saja, dan demikian,suatu
aliran dalam dalam pendidikan akan mengajukan gagasan untuk mengoptimalkan
factor tersebut untuk mengembangkan manusia. Selanjutnya, terhadap beberapa
gagasan yang lebih bersifat suatu gerakan dalam pendidikan yang pengaruhnya
masi terasa sampai kini, yakni pengajaran alam sekitar,pengajaran pusat
perhatian, sekolah kerja dan pengajarn proyek. Ruang pendidik INS Kayu Taman
mengupayakan gagasan-gagasan tentang pendidikan nasional (utamanya pendidikan
ketrampilan/kerajina), beberapa ruang pendidikan (jenjang prsekolahan), dan
sejumlah alumni.
Kata Kunci: Aliran,
Klasik, modern
A. Pendahuluan
I. ALIRAN KLASIK DAN GERAKAN BARU DALAM PENDIDIKAN
Aliran-aliran klaksik yang meliputi aliran-aliran empirisme, nativisme, naturalisme, konvergensi merupakan benang-benang merah yang menghubungkan pemikiran-pemikiran pendidikan masa lalu, kini, dan mungkin yang akan datang.
I. ALIRAN KLASIK DAN GERAKAN BARU DALAM PENDIDIKAN
Aliran-aliran klaksik yang meliputi aliran-aliran empirisme, nativisme, naturalisme, konvergensi merupakan benang-benang merah yang menghubungkan pemikiran-pemikiran pendidikan masa lalu, kini, dan mungkin yang akan datang.
1. Aliran-aliran Klasik dalam Pendidikan dan Pengaruhnya Terhadap Pemikiran Pendidikan di Indonesia
a. Aliran Empirisme
Aliran empirisme bertolak dari Lockean Tradition yang mementingkan
stimulant ekstermal dalam perkembangan manusia, sedangkan pembawaan tidak di
pentingkan. Pengalaman yang diperoleh anak dalam kehidupan sehari-hari didapat
dari dunia sekitarnya yang berupa stimulan-stimulan. Situmaln ini berasal dari
alam bebas ataupun diciptakan oleh orang dewasa dalam bentuk program
pendidikan. Aliran emperisme di pandang berat sebelah sebab hanya mementingkan
peran pengalaman yang di peroleh dari lingkungan.
b. Aliran Nativisme
Aliran nativisme bertolak dari leibnitzian tradition yang
menekankan kemampuan dalam diri anak, sehingga factor lingkungan, termasuk
factor pendidikan, kurang berpengaru terhadap perkembangan anak. Hasil
perkembangan tersebut di tentukan oleh pembawaan yang suda di peroleh sejak
kelahiran. Lingkungan kurang berpengaruh terhadap pendidikan dan perkembangan
anak. Pendidikan yang tidak sesuai dengan bakat dan pembawaan anak didik tidak
akan berguna untuk perkembangan itu sendiri. Pengarut pandagan ini menyatakan
bahwa kalau anak mempunyai pembawaan jahat maka ia akan menjadi jahat,
sebaliknya kalau anak mempunyai pembawaan baik maka dia akan menjadi orang
baik. Pembawaan buruk dan baik ini tidak dapat di ubah dari kekuatan luar.
c. Aliran naturalisme
Pandagan yang ada persamaanya dengan natifisme adalah aliaran
naturalism yang di pelopori oleh seorang filsuf prancis j.j rousseau
(1712-1778). Berbeda dengan scopenhauer, resseau berpendapat bahwa semua anak
yang baru di lahirkan mempunyai pembawaan buruk. Pembawaan baik anak akan
menjadi rusak karna di pengaruhi oleh lingkungan. Rosseau juga berpendapat
bahwa pendidikan yang di berikan orang dewasa malahan dapat merusak pembawaan
anak yang baik itu.
d. Aliran konvergensi
Perintis aliran ini adalah William stren (1871-1939), seorang
ahl pendidikan bangsa jerman yang berpendapat bahwa seorang anak di lahirkan di
dunia di sertai pembawaan baik maupun pembawaan buruk. penganut aliran ini
berpendapata bahwa dalam proses perkembangan anak, baik factor pembawaan maupun
factor lingkungan sama-sama mempnyai peran yang sangat penting. Bakat yang di
bawa pada waktu lahir tidak akan baerkembang dengan baik tanpa adanya dukungan
lingkungan yang sesuai untuk perkembangan bakat itu.
e. Pengaruh aliran klasik terhadap pemikiran dan praktek
pendidikan di
Indonesia
Aliran-aliran pendidikan yang klasik mulai di kenal di
Indonesia melalui upaya-upaya pendidikan, utamnya persekolahan, dari penguasa
penjaja belanda dan di susul kemudian oleh orang-orang Indonesia yang belajar
di negri belanda pada masa penjajahan. Setelah kaemerdekaan Indonesia,
gagasan-gagasan dalam aliran-aliran pendidikan itu masuk ke Indonesia melalui
orang-orang Indonesia yang belajar di berbagai Negara di eropa, amaerika
serikat dan lain-lain. seperti yang di ketahui, sistem persekolahan di
perkenalakn oleh pemerintah colonial belanda di Indonesia, sebelum masa itu
pendidikan di Indonesia terutama oleh keluarga dan oleh masyarakat (kelompok
belajar/padepokan, lembaga keagamaan/pesantren, dan lain-lain).
2. Gerakan Baru Pendidikan dan Pengaruhnya Terhadap Pelaksanaan Di Indonesia
Pendidikan sebagai sasuatu kegiatan yang
kompleks menuntut penanganan untuk meningkatkan kualitasnya, baik yang bersifat
menyeluruh maupun pada beberapa komponen tertentu saja. Gerakan-gerakan baru
dalam pendidikan umumnya termasuk yang kedua yakni upaya peningkatan mutu
pendidikan hanya dalam satu atau beberapa komponen saja. Meskipun demikian,
sebagai suatu sistem, penanganan suatu beberapa komponen itu akan mempengaruhi
pula komponen lainnya.
a. Pengajaran Alam Sekitar
Gerakan pendidikan yang mendekatkan anak dengan (1808-1888)
di Jerman dengan heitmakunde (pengajaran alam sekitar, dan J.
Ligthar(1859-1916) di Belanda dengan Met Volle-Leven (kehidupan senyatanya.)
b. Pengajaran pusat perhatian
b. Pengajaran pusat perhatian
Pengajaran pusat perhatian di rintis oleh Ovideminat Decroly
(1871-1932) dari Belgia dengan pengajaran melalui pusat-pusat minat, disamping
pendapatnya tentang pengajaran global. Decroly menyumbangkan dua pendapat yang
sangat berguna bagi pendidikan dan pengajaran, yaitu: Metode Global dan Centre
d”interet.
c. Sekolah Kerja
Gerakan sekolah kerja dapat di pandang sebagai titik
kulminasi dari pandangan-pandangan yang mementingkan pendidikan ketrampilan
dalam pendidikan. J.A. Comenius menekankan agar pendidikan mengembangkan pikiran,
ingat, bahasa, dan tangan. J.H. Pestalozzi mengajarkan bermacam-macam mata
pelajaran pertukaran di sekolah.
d. Pengajaran Proyek
Pengajaran proyek biasa pula di gunakan sebagai salah satu
metode mengajar di Indonesia, antara lain dengan nama pengajaran proyek,
pengajaran unit, dan sebagainya. Yang perlu di tekan bahwa pengajaran proyek
akan membutuhkan kemampuan untuk memandang dan memecahkan persoalan secara
konprehensif. Pendekatan multi disiplin tersebut makin lama makin penting,
utamanya masyarakat maju. Dlam pengajaran proyek anak bebas menentukan
pilihannya (terhadap pekerjaan), merancang serta memimpinya.
B. METODE
Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah studi literature yang di maksut dari buku yang di peroleh (kepustakaan) dan dari internet.
Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah studi literature yang di maksut dari buku yang di peroleh (kepustakaan) dan dari internet.
C. PEMBAHASAN
A. Pengertian
aliran pendidikan
Aliran-aliran pendidikan adalah pemikiran-pemikiran yang
membawa pembaharuan dalam dunia pendidikan. Pemikiran tersebut berlangsung
seperti suatu diskusi berkepanjangan, yakni pemikiran-pemikirn terdahulu selalu
ditanggapi dengan pro dan kontra oleh pemikir berikutnya, sehingga timbul
pemikiran yang baru, dan demikian seterusnya. Agar diskusi berkepanjangan itu
dapat dipahami, perlu aspek dari aliran-alira itu yang harus dipahami. Oleh
karena itu setiap calon tenaga kependidikan harus memahami berbagai jenis
aturan-aturan pendidikan.
Gagasan dan pelaksanaan selalu dinamis sesuai dengan
dinamika manusia dan masyarakatnya. Sejak dulu, kini maupun dimasa depan
pendidikan itu selalu mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan sosial
budaya dan perkembangan iptek. Pemikiran-pemikiran yang membawapembaharuan
pendidikan itu disebut aliran-aliran pendidikan.Seperti
bidang-bidang lainya, pemikiran –pemikiran dalam pendidikan itu berlangsung
seperti suatu diskusi berkepanjangan yakni pemikiran-pemikiran terdahulu selalu
ditanggapi dengan pro dan kontra oleh pemikir-pemikir berikutnya, dan karena
dialog tersebut akan melhirkan lagi pemikiran-pemikiran baru dan demikian
seterusnya. Dalam dunia pendidikan setidaknya terdapat 3 macam aliran
pendidikan, yaitu aliaran klasik, aliran modern dan aliran pendidikan pokok di
Indonesia.
B.
Macam-macam aliran - aliran pendidikan
1. Aliran klasik
dalam pendidikan
Aliran ini merupakan pemikiran-pemikiran tentang pendidikan
yang telah dimulai pada zaman Yunani kuno, dan dengan kontribusi berbagai
bagian dunia lainnya, akhirnya berkembang dengan pesat di Eropa dan Amerika
Serikat. Aliran-aliran klasik meliputi aliran, nativisme, naturalisme,
empirisme dan konvergensi merupakan benang merah yang menghubungkan
pemikiran-pemikran poendidikan masa lalu, kini, dan mungkin yang akan datang.
a.
Empirisme
Aliran empirisme adalah aliran yang berpendapat bahwa semua
pengetahuan yang diperoleh manusia merupakan hasil dari pengalaman manusia.
Aliran ini beranggapan bahwa pengetahuan yang dimiliki seseorang bukanlah
bawaan sejak lahir atau bukan merupakan faktor keturunan.Aliran ini menganut
paham yang berpendapat bahwa segala pengetahuan, keterampilan dan sikap manusia
dalam perkembanganya ditentukan oleh pengalaman (empiris) nyata melalui alat
inderanya baik secara langsung berinteraksi dengan dunia luarnya maupun melalui
proses pengolahan dalam diri dari apa yang didapatkan secara langsung (Joseph,
2006). Jadi segala kecakapan dan pengetahuanya tergantung, terbentuk dan
ditentukan oleh pengalaman. Sedangkan pengalaman didapatkan dari lingkungan
atau dunia luar melalui indra, sehingga dapat dikatakan lingkunganlah yang
membentuk perkembangan manusia atau anak didik. Bahwa hanya lingkunganlah yang
mempengaruhi perkembangan anak.
b. Nativisme
Nativisme (aliran pembawaan) adalah aliran yang berpendapat
bahwa perkembangan seseorang ditentukan oleh bawaan sejak ia dilahirkan. Dalam
aliran nativisme faktor lingkungan dianggap kurang memberi pengaruh terhadap
perkembangan dan pendidikan anak. Seseorang akan menjadi ahli lukis, agama, dan
lain-lain itu semua semata-mata karena pembawaan.
Aliran
ini menganut paham yang berpendapat bahwa segala pengetahuan, keterampilan dan
sikap manusia dalam perkembanganya ditentukan oleh pengalaman (empiris) nyata
melalui alat inderanya baik secara langsung berinteraksi dengan dunia luarnya
maupun melalui proses pengolahan dalam diri dari apa yang didapatkan secara
langsung (Joseph, 2006). Jadi segala kecakapan dan pengetahuanya tergantung,
terbentuk dan ditentukan oleh pengalaman. Sedangkan pengalaman didapatkan dari
lingkungan atau dunia luar melalui indra, sehingga dapat dikatakan
lingkunganlah yang membentuk perkembangan manusia atau anak didik. Bahwa hanya
lingkunganlah yang mempengaruhi perkembangan anak.
c.
Konvergensi
Konvergensi merupakan aliran pendidikan yang berpendapat
bahwa kepribadian manusia tergantung pada pendidikan, pembawaan, dan
lingkungan.
Faktor pembawaan dan faktor lingkungan sama-sama mempunyai
peranan yang sangat penting, keduanya tidak dapat dipisahkan sebagaiman teori
nativisme teori ini juga mengakui bahwa pembawaan yang dibawa anak sejak lahir
juga meliputi pembaeaan baik dan pembawaan buruk. Pembawaan yang dibawa anak
pada waktu lahir tidak akan bisa berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan
lingkungan yang sesuai dengan pembawaan tersebut.
Dari
beberapa uraian diatas, teori yang cocok dapat diterima sesuai dengan kenyataan
adalah teori konvergensi, yang tidak mengekstrimkan faktor pembawaan, faktor
lingkungann atau alamiah yang mempengaruhi terhadap perkembangan anak,
melainkan semuanya dari faktor-faktor tersebut mempengaruhi terhadap
perkembangan anak.
d. Aliran Naturalisme.
Aliran ini mempunyai kesamaan dengan teori nativisme bahkan
kadang-kadang disamakan. Padahal mempunyai perbedaan-perbedaan tertentu. Ajaran
dalam teori ini mengatakan bahwa anak sejak lahir sudah memiliki pembawaan
sendiri-sendiri baik bakat minat, kemampuan, sifat, watak dan pembawaan-pembawaan
lainya. Pembawaan akan berkembang sesuai dengan lingkungan alami, bukan
lingkungan yang dibuat-buat. Dengan kata lain jika pendidikan diartikan sebagai
usahan sadar untuk mempengaruhi perkembangan anak seperti mengarahkan,
mempengaruhi, menyiapkan, menghasilkan apalagi menjadikan anak kearah tertentu,
maka usaha tersebut hanyalah berpengaruh jelek terhadap perkembangan anak.
Tetapi jika pendidikan diartikan membiarkan anak berkembang sesuai dengan
pembawaan dengan lingkungan yang tidak dibuat-buat (alami) maka pendidikan yang
dimaksud terakhir ini berpengaruh positif terhadap perkembangan anak.
2. Aliran
pendidikan moderen di Indonesia
Menurut Mudyahardjo (2001: 142) macam-macam aliran
pendidikan modern di Indonesia adalah sebagai berikut:
a.
Progresivisme
Progresivisme adalah gerakan pendidikan yang mengutamakan
penyelenggaraan pendidikan di sekolah berpusat pada anak (child-centered),
sebagai reaksi terhadap pelaksanaan pendidikan yang masih berpusat pada guru (teacher-centered)
atau bahan pelajaran (subject-centered).
- Tujuan pendidikan dalam aliran
ini adalah melatih anak agar kelak dapat bekerja, bekerja secara
sistematis, mencintai kerja, dan bekerja dengan otak dan hati. Untuk
mencapai tujuan tersebut, pendidikan harusnya merupakan pengembangan
sepenuhnya bakat dan minat setiap anak.
- Kurikulum pendidikan
Progresivisme adalah kurikulum yang berisi pengalaman-pengalaman atau
kegiatan-kegiatan belajar yang diminati oleh setiap peserta didik (experience
curriculum).
- Metode pendidikan Progresivisme
antara lain:
a)
Metode belajar aktif.
b)
Metode memonitor kegiatan belajar.
c)
Metode penelitian ilmiah
b. Esensialisme
Esensialisme modern dalam pendidikan adalah gerakan
pendidikan yang memprotes gerakan progresivisme terhadap nilai-nilai yang
tertanam dalam warisan budaya/sosial. Menurut esensialisme nilai-nilai yang
tertanam dalam nilai budaya/sosial adalah nilai-nilai kemanusiaan yang
terbentuk secara berangsur-angsur dengan melalui kerja keras dan susah payah
selama beratus tahun dan di dalamnya berakar gagasan-gagasan dan cita-cita yang
telah teruji dalam perjalanan waktu. Peranan guru kuat dalam mempengaruhi dan
mengawasi kegiatan-kegiatan di kelas.
- Tujuan pendidikan dari aliran
ini adalah menyampaikan warisan budaya dan sejarah melalui suatu inti
pengetahuan yang telah terhimpun, yang telah bertahan sepanjang waktu dan
dengan demikian adlah berharga untuk diketahui oleh semua orang.
- Metode pendidikan:
1.
Pendidikan berpusat pada guru (teacher
centered).
2.
Peserta didik dipaksa untuk belajar
3.
Latihan mental
- Kurikulum berpusat pada mata
pelajaran yang mencakup mata-mata pelajaran akademik yang pokok. Kurikulum
sekolah dasar ditekankan pada pengembangan ketrampilan dasar dalam
membaca, menulis, dan matematika.Sedangkan kurikulum pada sekolah menengah
menekankan pada perluasan dalam mata pelajaran matematika, ilmu kealaman,
serta bahasa dan sastra.
c.
Rekonstruksionalisme
Rekonstruksionalisme memandang pendidikan sebagai
rekonstruksi pengalaman-pengalaman yang berlangsung terus dalam hidup. Sekolah
yang menjadi tempat utama berlangsungnya pendidikan haruslah merupakan gambaran
kecil dari kehidupan sosial di masyarakat
- Tujuan pendidikan
sekolah-sekolah rekonstruksionis berfungsi sebagai lembaga utama untuk
melakukan perubahan sosial, ekonomi dan politik dalam masyarakat. Tujuan
pendidikan rekonstruksionis adalah membangkitkan kesadaran para peserta
didik tentang masalah sosial, ekonomi dan politik yang dihadapi umat
manusia dalam skala global, dan mengajarkan kepada mereka keterampilan-keterampilan
yang diperlukan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.
- Kurikulum dalam pendidikan
rekonstruksionalisme berisi mata-mata pelajaran yang berorientasi pada
kebutuhan-kebutuhan masyarakat masa depan. Kurikulum banyak berisi
masalah-masalah sosial, ekonomi, dan politik yang dihadapi umat manusia.
Yng termasuk di dalamnya masalah-masalah pribadi para peserta didik
sendiri, dan program-program perbaikan yang ditentukan secara ilmiah.
d. Perennialisme
Perennialisme adalah gerakan pendidikan yang mempertahankan
bahwa nilai-nilai universal itu ada, dan bahwa pendidikan hendaknya merupakan
suatu pencarian dan penanaman kebenaran-kebenaran dan nilai-nilai tersebut.
Menurut perennialisme, ilmu pengetahuan merupakan filsafat yang tertinggi,
karena dengan ilmu pengetahuanlah seseorang dapat berpikir secara induktif.
Jadi dengan berpikir, maka kebenaran itu akan dapat dihasilkan. Penguasaan
pengetahuan mengenai prinsip-prinsip pertama adalah modal bagi seseorang untuk
mengembangkan pikiran dan kecerdasan.
- Tujuan pendidikan diharapkan
anak didik mampu mengenal dan mengembangkan karya-karya yang menjadi
landasan pengembangan disiplin mental. Karya-karya ini merupakan buah
pikiran besar pada masa lampau. Berbagai buah pikiran mereka yang oleh
zaman telah dicatat menonjol seperti bahasa, sastra, sejarah, filsafat,
politik, ekonomi, matematika, ilmu pengetahuan alam, dan lain-lainnya,
telah banyak memberikan sumbangan kepada perkembangan zaman dulu.
- Kurikulum berpusat pada mata
pelajaran dan cenderung menitikberatkan pada sastra, matematika, bahasa
dan sejarah.
e.
Idealisme
Aliran idealisme merupakan suatu aliran ilmu filsafat yang
mengagungkan jiwa. Menurutnya, cita adalah gambaran asli yang semata-mata
bersifat rohani dan jiwa terletak di antara gambaran asli (cita) dengan
bayangan dunia yang ditangkap oleh panca indera. Pertemuan antara jiwa dan cita
melahirkan suatu angan-angan yaitu dunia idea. Aliran ini memandang serta
menganggap bahwa yang nyata hanyalah idea. Tugas ide adalah memimpin budi
manusia dalam menjadi contoh bagi pengalaman. Siapa saja yang telah menguasai
ide, ia akan mengetahui jalan yang pasti, sehingga dapat menggunakan sebagai
alat untuk mengukur, mengklasifikasikan dan menilai segala sesuatu yang dialami
sehari-hari.
- Tujuan Pendidikan
Agar
anak didik bisa menjadi kaya dan memiliki kehidupan yang bermakna, memiliki
kepribadian yang harmonis dan penuh warna, hidup bahagia, mampu menahan
berbagai tekanan hidup, dan pada akhirnya diharapkan mampu membantu individu
lainnya untuk hidup lebih baik. Sedangkan tujuan pendidikan idealisme bagi
kehidupan sosial adalah perlunya persaudaraan sesama manusia. Karena dalam
spirit persaudaraan terkandung suatu pendekatan seseorang kepada yang lain.
Seseorang tidak sekadar menuntuk hak pribadinya, namun hubungan manusia yang
satu dengan yang lainnya terbingkai dalam hubungan kemanusiaan yang saling
penuh pengertian dan rasa saling menyayangi.
·
Kurikulum
Kurikulum
yang digunakan dalam pendidikan yang beraliran idealisme harus lebih
memfokuskan pada isi yang objektif. Pengalaman haruslah lebih banyak daripada
pengajaran yang textbook. Agar supaya pengetahuan dan pengalamannya senantiasa
aktual.
Gerakan-Gerakan
Baru dalam Pedidikan dibagi menjadi 4 yaitu:
1.
Pembelajaran Alam Sekitar
Dasar pemikiran yang terkandung di dalam pengajaran alam
sekitar adalah peserta didik akan mendapat kecakapan dan kesanggupan baru dalam
menghadapi dunia kenyataan. Penjelajahan seseorang dalam menemukan hal-hal
baru, baik untuk pengetahuan, olah raga, maupun rekreasi menjadikan program
pendidikan alam sekitar dipandang sangat penting. Melalui penjelajahan yang
dilakukan, maka sekarang peserta didik, akan menghayati secara langsung tentang
keadaan alam sekitar, belajar sambil mengerjakan sesuatu dengan serta merta
memanfaatkan waktu senggangnya. Pendidikan alam sekitar ini mudah dilaksanakan
di segala jenjang pendidikan. Konsekuensinya, dalam persiapan perlu dipikirkan
tentang biaya ketika akan diadakan penjelajahan seperti halnya biaya
transportasi, biaya hidup selama penjelajahan, penginapan dan sebagainya.
2.
Pengajaran Pusat Perhatian (Centres
D’interet)
Penemunya adalah Ovide Decroly (1871-1923), seorang dokter
perancis mendirikan yayasan untuk anak-anak abnormal yang bertempat dirumahnya
pada tahun1901. pada tahun1907 metodenya diterapkan pada anak-anak normal.
Pengajaran disusun menurut pusat perhatian anak, yang dinamai centres
d’interet. Decroly mencari dan menyelidiki naluri anak dalam pertumbuhannya
(secara intrinsik). Naluri yang perlu didapatkan adalah naluri untuk
mempertahankan diri,untuk makan, bermain dan bekerja, dari meniru. Berangkat
dari naluri tersebut selanjutnya disusun pusat perhatian seperti: untuk makan,
untuk berlindung, mempertahankan diri terhadap musuh, dan untuk bekerja. Yang
menarik pada pendidikan/ pengajaran Decroly yaitu bahwa anak selalu bekerja
sendiri tanpa ditolong dan dilayani.
3.
Sekolah Kerja
George Kerschensteiner (1854-1932) menulis karangan tentang
arbeitsshule. Ia seorang guru ilmu pasti yang diangkat sebagai inspektur di
Munchen. Pada tahun 1898 ia mengembangkan cita-cita pendidikan, bagi
kerschensteiner, tujuan hidup manusia yang tertinggi adalah mengabdi kepada
negara. Berhubungan dengan itu kewajiban sekolah yang terpenting ialah
menyiapkan peserta didik untuk sesuatu pekerjaan. Jadi yang menjadi pusat
tujuan pengajaran adalah kerja untuk menatap masa mendatang. Melalui bekerja,
manusia menuju ke lingkungan kebudayaan masyarakatnya. Peserta didik bekerja
berkelompok sesuai dengan bagian masing-masing, sehingga menimbulkan tanggung
jawab.
4.
Pengajaran Proyek
Proyek pengajaran berarti kegiatan, sedangkan belajar
mengandung arti kesempatan untuk memilih, merancang, berlatih, memimpin dan
sebagainya. Dalam hal ini penting ialah bahwa peserta didik telah aktif
memecahkan persoalan, maka wataknya akan terbentuk. Demikian konsep pemikiran
WH Kilpatrick di dalam pengajaran proyek.
3.
Dua aliran Pokok Pedidikan di Indonesia
a.
Perguruan Kebangsaan Taman Siswa
Pada zaman pemerintahan Hindia Belanda, ada salah seorang
putera Indonesia yang bernama Raden mas Soewardi Soerjaningrat. Ia gemar
menulis dengan menggunakan bahasa Belanda yang halus dan mengandung sindiran
terhadap pemerintah Belanda, tulisannya bejudul “Alks ik een Nederlander was”
yang artinya Andai saja saya seorang Belanda. Dari tulisannya yang dianggap
tajam oleh pemerintah Belanda inilah ia dibuang di Negeri Belanda.
Ketika
berada di tempat pembuangan beliau merasa bebas dalam menyatakan
pendapat-pendapatnya, sedang di tanah air sendiri yang dikuasai oleh pemerintah
penjajah Belanda justru kebebasannya terganggu. Dari kecintaannya terhadap
pendidikan yang sekaligus merupakan perwujudan dari cita-citanya, maka pacta
tanggal 3 juli 1922 di Yogyakarta didirikanlah suatu taman kanak-kanak yang
diberi nama Taman Indriya. Kemudian berkembang lagi dan semakin luas hingga
seluruh lembaganya diberi nama perguruan Kebangsaan Taman Siswa.
Pada
jaman penjajahan Belanda, Taman Siswa bersikap “noncooperative” dan menolak
pemberian subsidi. Di dalam melaksanakan konsep pendidikannya Taman Siswa
memiliki asas-asas sebagai berikut:
Asas
merdeka untuk mengatur dirinya sendiri. Hendaknya setiap peserta didik dapat
berkembang menurut kodrat dan bakatnya,namun mereka dididik dengan sistem among
atau tut wuri handayani.
Asas
Kebudayaan yang dalam hal ini kebudayaan Indonesia sendiri.
Asas kerakyatan, pendidikan dan pengajaran harus diberikan kepada seluruh rakyat.
Asas kekuatan sendiri (berdikari). Dengan demikian segala pembelanjaan ditutup dengan uang pendapatan sendiri.
Asas kerakyatan, pendidikan dan pengajaran harus diberikan kepada seluruh rakyat.
Asas kekuatan sendiri (berdikari). Dengan demikian segala pembelanjaan ditutup dengan uang pendapatan sendiri.
Asas
berhamba kepada anak.
Pada
saat Indonesia merdeka pada tahun 1945, dan dua tahun berikutnya berhasil
disusun dasar-dasar Taman Siswa yang dikenal dengan Panca Darma. Kelima dasar
yang dimaksud adalah:
Kemanusiaan
Harus ada cinta kasih terhadap sesama manusia dan terhadap seluruh makhluk Allah SWT.
Kodrat Hidup
Harus ada cinta kasih terhadap sesama manusia dan terhadap seluruh makhluk Allah SWT.
Kodrat Hidup
Termasuk
Kodrat hidup adalah pembawaan.
Kebangsaan
Tidak boleh bersifat chauvinistic ( menyombongkan kehebatan bangsa sendiri) dan tidak boleh bertentangan dengan kepentingan umum manusia.
Tidak boleh bersifat chauvinistic ( menyombongkan kehebatan bangsa sendiri) dan tidak boleh bertentangan dengan kepentingan umum manusia.
Kebudayaan
Kebudayaan nasional harus dipelihara. Pendidik harus mengajak peserta didik meresapi jiwa bangsa yang terwujud dalam kebudayaannya.
Kebudayaan nasional harus dipelihara. Pendidik harus mengajak peserta didik meresapi jiwa bangsa yang terwujud dalam kebudayaannya.
Kemerdekaan
Kebebasan
Ki
Hajar Dewantara juga menentukan semboyan bagi kaum pendidik, antara lain: ing
ngarso sung tulodho, artinya jika pendidik berada di muka dia berkewajiban
memberi teladan kepada para peserta didiknya. Ing madya mangun karso artinya:
jika di tengah membangun semangat, berswakarya, dan berkreasi pada peserta
didik. Tut wuri handayani artinya jika di belakang pendidik mengikuti dan
mengarahkan peserta didik agar berani berjalan di depan dan sanggup bertanggung
jawab.
b.
Ruang Pedidikan INS di Kayutanam
Sebuah sekolah lain timbul sebagai reaksi terhadap
sekolah-sekolah pemerintah Hindia Belanda yaitu INS ( Indonesiche Nederlansce
School) di kayutanam, yaitu suatu kota kecil di dekat padang panjang Sumatera
Barat. Sekolah ini mempunyai rencana pelajaran dan metode sendiri yang hampir
mirip dengan rancangan kerschensteiner dengan arbeitsschulenya.
M. Syafei dengan sekolahnya ingin membentuk pemuda-pemuda Indonesia yang berani tegak sendiri, berusaha sendiri, hidup bebas dan tidak tergantung buat seumur hidupnya pada pemerintah sebagai pegawainya.
M. Syafei dengan sekolahnya ingin membentuk pemuda-pemuda Indonesia yang berani tegak sendiri, berusaha sendiri, hidup bebas dan tidak tergantung buat seumur hidupnya pada pemerintah sebagai pegawainya.
Adapun
dasar pemikiran INS adalah:
Percaya
dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Menentang
intelektualisme,aktif, giat dan punya daya cipta serta dinamis.
Memperhatikan
bakat dan lingkungan siswa.
Berpikir
secara rasional, bukan secara mistik.
Perlu
juga diketahui bahwa ruang pedidikan INS terdiri atas empat tingkatan yaitu:
Ruang rendah Sekolah Dasar 7 tahun.
Ruang rendah Sekolah Dasar 7 tahun.
Ruang
antara tahun (sambungan ruang rendah). Siswa tamatan HIS atau Schakel tidak
langsung dapat diterima pada ruang dewasa, tetapi harus masuk ruang antara
lebih dahulu.
Ruang
dewasa 4 tahun (sambungan ruang antara atau ruang tengah).
Ruang
masyarakat 1 tahun
Pada
semua tingkatan ruang, diberikan 50% mata pelajaran umum dan 50% pelajaran
kejuruan (Zahara Idris 1984:21). Menurut S Purbakawatja (1970:212) M. Syafei
menunjukan sifatnya sebagai pendidik yang secara demokratis ingin memberi
kesempatan kepada anak tumbuh dan berkembang menurut garis masing-masing.
Sistem
ini tidak mendapat tanggapan yang diharapkan dari daerah lain karena terlalu
banyak menuntut pengorbanan dari pendidiknya. Mereka harus berani hidup sangat
sederhana dan mungkin dalam kekurangan. Keuntungan dari pendidikannya hanya
dirasakan secara perorangan.
D. PENUTUP
Pendapatku:
Menurut saya aliran yang cocok untuk indonesia adalah aliran
Progresivisme karna aliran ini mengutamakan penyelenggaraan
pendidikan di sekolah berpusat pada anak (child-centered), sebagai reaksi terhadap pelaksanaan pendidikan
yang masih berpusat pada guru (teacher-centered)
atau bahan pelajaran (subject-centered).
Dengan kata lain sudah melatih anak-anak dalam usia dini untuk menjadi yang
lebih baik di masa depan nanti, dan agar di kehidupan nanti anak dapat menjadi
pemimbing bangsa kelak.
Perilaku
orang dewasa jg ada pada sejak dia kecil, jadi ada baiknya melatih bemang anak.
A. Kesimpulan
·
Aliran pendidikan adalah pemikiran-pemikiran yang membawa
pembaruandalam dunia pendidikan.
·
Macam-macam Aliran - Aliran Pendidikan
1.
Aliran klasik pendidikan
a.
Aliran empirisme adalah aliran yang berpendapat bahwa semua pengetahuan yang
diperoleh manusia merupakan hasil dari pengalaman manusia.
b.
Aliran nativisme (aliran pembawaan) adalah aliran yang berpendapat bahwa
perkembangan seseorang ditentukan oleh bawaan sejak ia dilahirkan.
c. Aliran
konvergensi merupakan aliran pendidikan yang berpendapat bahwa kepribadian
manusia tergantung pada pendidikan, pembawaan, dan lingkungan.
d. Aliran Naturalisme,
aliran ini mempunyai kesamaan dengan teori nativisme bahkan kadang-kadang
disamakan.
2. Aliran pendidikan moderen di Indonesia
b. Progresivisme
adalah gerakan pendidikan yang mengutamakan penyelenggaraan pendidikan di
sekolah berpusat pada anak (child-centered), sebagai reaksi terhadap
pelaksanaan pendidikan yang masih berpusat pada guru (teacher-centered)
atau bahan pelajaran (subject-centered).
c. Esensialisme
modern dalam pendidikan adalah gerakan pendidikan yang memprotes gerakan progresivisme
terhadap nilai-nilai yang tertanam dalam warisan budaya/sosial.
d. Rekonstruksionalisme
memandang pendidikan sebagai rekonstruksi pengalaman-pengalaman yang
berlangsung terus dalam hidup.
e. Perennialisme
adalah gerakan pendidikan yang mempertahankan bahwa nilai-nilai universal itu
ada, dan bahwa pendidikan hendaknya merupakan suatu pencarian dan penanaman
kebenaran-kebenaran dan nilai-nilai tersebut.
f. Aliran
idealisme merupakan suatu aliran ilmu filsafat yang mengagungkan jiwa.
·
Dua aliran Pokok Pedidikan di
Indonesia
a. Perguruan
Kebangsaan Taman Siswa
b. Ruang Pedidikan
INS di Kayutanam
pengantar
pendidikan/ALIRAN-ALIRAN PENDIDIKAN _ 12entinfujirahayu.htm
pengantar
pendidikan/ALIRAN-ALIRAN PENDIDIKAN _ Afidhatul Fatah's Site.htm
pengantar
pendidikan/ALIRAN-ALIRAN PENDIDIKAN _ Afidhatul Fatah's Site.htm
pengantar
pendidikan/Makalah Tentang Aliran-Aliran Pendidikan.htm
0 Comments