AHMAD
ARDAN
Fakultas MIPA, universitas sulawesi barat.
ahmadardan250297@gmail.com
Abstrak
Pendidikan
merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia. Pendidikan sangat
berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut ukuran
normatif. Disisi lain proses perkembangan dan pendidikan manusia tidak hanya
terjadi dan dipengaruhi oleh proses pendidikan yang ada dalam sistem pendidikan
formal ( sekolah ) saja. Manusia selama hidupnya selalu akan mendapat pengaruh
dari keluarga, sekolah, dan masyarakat luas. Ketiga lingkungan itu sering
disebut sebagai tripusat pendidikan. Dengan kata lain proses perkembangan
pendidikan manusia untuk mencapai hasil yang maksimal tidak hanya tergantung
tentang bagaimana sistem pendidikan formal dijalankan. Namun juga tergantung
pada lingkungan pendidikan yang berada diluar lingkungan formal.
A.
PENDAHULUAN
Dalam Undang-undang nomor 20 tahun 2003 dijelaskan bahwa pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara. Dalam dunia penddikan peran pihak-pihak yang
ahli sangatlah menentukan bagaimana dan kemana arah pendidikan akan dibawa. Pendidikan
akan berjalan sesuai rambu-rambunya dan menghasilkan tujuan yang diharapkan
apabila diatur serta dibimbing oleh lingkungan yang baik, begitu pula
sebaliknya kesalahan dan kecenderungan negatif yang ditimbulkan dari asas
pendidikan tersebut kelak akan menimbulkan kemunduran dan kehancuran dibidang
pendidikan.
Diantara pihak-pihak yang berperan penting dalam mendidik dan mengarahkan
setiap peserta didik menuju arah yang jelas dan benar adalah keluarga sekolah
dan masyarakat. Tiga unsur ini dikenal dengan nama Tripusat Pendidikan. Setiap
lingkungan tersebut mempunyai tugas dan fungsi masing-masing yang berperan
penting dalm pembentukan perilaku dan pribadi peserta didik. Selain memiliki
tugas dan fungsinya masing-masing, unsur-unsur lingkungan tersebut memiliki
hubungan yang sangat erat dalam menentukan keberhasilan peserta didik.
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk membahas tentang Tripusat
Pendidikan agar pembaca mengetahui tujuan keberadaannya.
B. METODELOGI
Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah penulis menggunakan studi pustaka, dimana penulis mencari sumber-sumber dari internet yang bertalian dengan judul yang telah di angkat oleh dosen mata kuliah pengantar pendidikan.
Kata kunci : tripusat
pendidikan
C. PEMBAHASAN
A. Pengertian
dan Fungsi Lingkungan Pendidikan
Manusia merupakan makhluk yang memiliki kemampuan
khusus yang dapat dikembangkan melalui pengalaman. Pengalaman itu terjadi
karena adanya interaksi antara manusia dengan lingkungan. Lingkungan sangat
berpengaruh dalam kehidupan manusia, karena lingkungan dapat mempengaruhi
tingkah laku, pertumbuhan, dan perkembangan.
Meskipun lingkungan tidak bertanggung jawab atas
terhadap kedewasaaan anak didik, namun lingkungan mempunyai pengaruh yang
sangat besar terhadap perkembangan anak didik karena anak didik pasti akan
tinggal disuatu lingkungan yang akan mempengaruhi anak didik. Pada dasarnya
lingkungan mencakup lingkungan fisik, lingkungan budaya, dan lingkungan sosial
Lingkungan pendidikan ialah latar tempat berlangsungnya pendidikan
khususnya pada tiga lingkungan utama pendidikan yakni keluarga, sekolah, dan
masyarakat, dan Secara umum fungsi lingkungan pendidikan ialah membantu peserta
didik dalam ibteraksi dalam berbagai lingkungan sekitarnya, utamanya berbagi
sumber daya pendidikan yang terjadinya akar dapat mencapai tujuan pendidik yang
optimal.
Perlu dikemukakan bahwa pelaksanaan pendidikan dilakukan melalui tiga
kegiatan yakni membimbing, mengajar,dan/melatih (Ayat 1 Pasal 1 dari UU No.
2/1989). Tiga aspek tersebut dapat dibedakan sebagai berikut :
1.
Membimbing, terutama berkaitan dengan
pemantapan jati diri dan pribadi dari segi-segi perilaku umum (aspek
pembudayann)
2.
Mengajar, terutama berkaitan dengan
penguasaan ilmu pengetahuan, dan
3.
Melatih, berkaitan dengan ketrampilan dan
kemahiran (aspek teknologi)
B. Tri Pusat
Pendidikan
Manusia sepanjang hidupnya selalu akan mendapatkan pengaruh dari
keluarga, sekolah, dan masyarakat luas. Ketiga lingkungan tersebut disebut Tri
Pusat Pendidikan, yang akan mengaruhi manusia dari segi perilaku, Perkembangan
dan pertumbuhan.
Dilihat dari segi anak didik, tampak bahwa anak didik secara
tetap hidup didalam lingkungan masyarakat tertentu tempat mengalami pendidik.
Ø Keluarga
Keluarga merupakan pengelompokan primer yang terdiri
dari sejumlah kecil orang karena hubungan semenda dan sedarah. Keluarga itu
dapat berbentuk keluarga inti (nucleus family: ayah, ibu, dan anak), ataupun
keluarga yang diperluas (disamping inti ada orang lain: kakek, nenk, adik/ipar,
pembantu dan lain-lain). Keluarga merupakan lembaga
pendidikan tertua, bersifat informal, yang pertama dan utama dialami oleh anak
serta lembaga pendidikan yang bersifat kodrati orang tua bertanggung jawab
memelihara, merawat, melindungi dan mendidik anak agar berkembang dengan baik.
Lingkungan keluarga adalah merupakan lingkungan pendidikan yang pertama karena dalam
keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan didikan dan bimbingan. Dan
dikatakan lingkungan yang terutama karena sebagian besar dari kehidupan anak
adalah di dalam keluarga. Sehingga pendidikan yang paling banyak diterima
oleh anak adalah dalam keluarga.
Keluarga sebagai lingkungan pendidikan yang
pertama memiliki Fungsi dan peranan dalam pendidikan,yaitu:
1. Pengalaman
pertama masa kanak kanak.
2. Menjamin kehidupan emosional anak.
3. Menanamkan dasar pendidikan moral.
4. Memberikan dasar pendidikan sosial.
5. Peletakan dasar-dasar keagamaan
Menurut Ki Hajar Dewantoro, suasana kehidupan keluarga merupakan tempat
yang sebaik-baiknya untuk melakukan pendidikan orang-seorang (pendidikan
individual) maupun pendidikan sosial. Keluarga itu tempat untuk melangsungkan
pendidikan kearah pembentukan pribadi yang senpurna, tidak saja bagi anak-anak
kecil tetapi juga bagi para remaja. Peran orang tua dalam keluarga sebagai
penuntun, sebagai pengajar, dan sebagai pemberi contoh. Secara khusus terdapat
dasar-dasar tanggung jawab orang tua terhadap anaknya, meliputi:
1. Adanya motivasi atau dorongan cinta
kasih yang menjiwai hubungan orang tua dan anak.
2. Pemberian motivasi kewajiban moral
sebagai konsekuensi kedudukan orang tua terhadap anaknya.
3. Tanggung jawab sosial adalah bagian
dari keluarga yang pada gilirannya akan menjadi tanggung jawab masyarakat,
bangsa dan negara.
4. Memelihara dan membesarkan anaknya.
5. Memberikan pendidikan dengan berbagai
ilmu pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi kehidupan anak kelak.
Ø Sekolah
Pada dasarnya pendidikan di sekolah merupakan bagian dari pendidikan dalam
keluarga, yang sekaligus merupakan lanjutan dari pendidikan dalam keluarga
Tidak semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam
keluarga,terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan berbagai macam keterampilan.
Oleh karena itu dikirimkan anak ke sekolah. Seiring dengan perkembangan
peradaban manusia,sekolah telah mencapai posisi yang sangat sentral dalam
pendidikan keluarga. Hal ini karena pendidikan telah berimbas pola pikir
ekonomi yaitu efektivitas dan efesiensi dan hal ini telah menjadi semacam
ideologi dalam proses pendidikan disekolah. Yang dimaksud dengan pendidikan
sekolah disini adalah pendidikan yang diperoleh seseorang di sekolah secara
teratur, sistematis, bertingkat dan dengan mengikuti syarat-syarat yang jelas
dan ketat.
Ada beberapa karakteristik proses
pendidikan yang berlangsung disekolah ini yaitu:
1. Diselenggarakan
secara khusus dan dibagi atas jenjang yang memiliki hubungan hierarkis
2. Usia anak didik disuatu jenjang
pendidikan relatif homogen
3. Waktu pendidikan relatif lama sesuai
dengan pendidikan yang harus diselesaikan
4. Materi atau isi
pendidikan lebih banyak bersifat akademis dan umum
5. Adanya penekanan
tentang kualitas tentang pendidikan sebagai jawaban terhadap kebutuhan dimasa
yang akan mendatang
1. Tanggung
jawab sekolah
Sebagi lembaga
pendidikan yang bersifat normal, sekolah memilki tanggung jawab yang
berdasarkan atas asas-asas yang berlaku, meliputi:
1. Tanggung jawab
formal kelembagaan sesuai dengan fungsi dan tujuan yang di tetapkan menurut
ketentuan-ketentuan yang berlaku
2. Tangung jawab
keilmuan berdasarkan bentuk, isi tujuan dan tingkat pendidikan yang di
percayakan kepadanya oleh masyarakat dan bangsa
3. Tanggung jawab
fungsional ialah tanggung jawab professional pengelola dan pelaksana pendidikan
yang menerima ketetapan ini berdasarkan ketentuan-ketentuan jabatannya
2. Sifat-sifat
lembaga pendidikan sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan kedua setelah
keluarga, yang bersifat formal namun tidak kodrati, tetapi banyak orang tua
yang menyerahkan tannggung jawab pendidikan terhadap sekolah
Dari kenyataan-kenyataan tersebut maka sifat-sifat
dari pendidikan sekolah tersebut adalah.
1. Tumbuh sesudah keluarga
2. Lembaga pendidikan formal
Dinamakan lembaga pendidikan formal, karena sekolah memilki bentuk yang
jelas, dalam arti memiliki program yang telah direncanakan dengan teratur dan
ditetapkan dengan resmi
1. Lembaga pendidikan yang tidak
bersifat kodrati
Lembaga pendidikan didirikan tidak atas
hubungan darah antara guru dan murid seperti halnya dikeluarga, tetapi
berdasarkan hubungan yang bersifat kedinasan
3. fungsi
dan peranan sekolah
Peranan sekolah sebagai lembaga yang membantu lingkungan keluarga, maka sekolah
bertugas mendidik dan mengajar serta memperbaiki dan memperhalus tingkah laku
anak didik yang di bawa dari keluarganya. Sementara itu dalam perkembangan
kepribadian anak didik, peranan sekolah dengan melalui kurikulum antara lain:
1. Anak didik belajar bergaul sesama
anak didik, antara guru dengan anak didik, dan antara anak didik dengan orang
yang bukan guru (karyawan).
2. Anak didik belajar mentaati
peraturan-peraturan sekolah.
4. Ditinjau
dari segi sifatnya
a. Sekolah Umum
Yaitu sekolah yang belum mempersiapkan anak dalam spesialisasi pada bidang
pekerjaan tertentu. Sekolah ini penekanannya adalah sebagai persiapan mengikuti
pendidikan yang lebih tinggi tingkatannya. Termasuk dalam hal ini adalah SD
/MI, SMP /MTS, SMA / MAU.
b. Sekolah Kejuruan
Yaitu lembaga pendidikan sekolah yang
mempersiapkan anak untuk menguasai keahlian-keahlian tertentu, seperti: SMEA,
MAPK (MAK), SMKK, STM, SMK dan lain sebagainya.
Ø Masyarakat
Masyarakat diartikan sebagai sekumpulan orang yang menempati suatu daerah,
diikat oleh pengalaman-pengalaman yang sama, memiliki sejumlah persesuaian dan
sadarkan persatuan dan kesatuannya, serta dapat bertindak bersama untuk
mencukupi krisis kehidupannya.
Masyarakat juga dapat diartikan sebagai satu bentuk tata kehidupan sosial
dengan tata nilai dan tata budaya sendiri. Dalam arti ini masyarakat adalah
wadah dan wahana pendidikan; medan kehidupan manusia yang majemuk (plural:suku,
agama, ekonomi, dan lain sebagainya). Manusia berada dalam multi kompleks antar
hubungan dan antar aksi dalam masyarakat.
Dalam pembahasan ini masyarakat merupakan lingkungan ketiga dalam
pendidikan. Pendidikan masyarakat tersebut telah mulai sejak anak lepas dari
asuhan keluarga dan berada diluar pendidikan sekolah
Untuk agak memperjelas
pengertian kita tentang lingkungan itu, baiklah kita jangan terlalu terikat
pada “tempat”. Kita adakan tinjauan tentang lingkungan bukan atas dasar tempat,
melainkan atasa dasar “peranan” orang-orang yang berada dalam
lingkungan-lingkungan itu.
Jika orang tua atau anggota keluarga yang lain, tidak
berperan lagi terhadap anak, artinya tidak mengadakan pengawasan terhadap tingkah
laku perbuatan anak, maka dapat dikatakan bahwa anak tersebut tidak berada
dalam lingkungan keluarga. Biarpun ia mungkin masih berada di halaman rumahnya.
Misalnya ia sedang bermain-main dengan kawan-kawan sebayanya.
Sebaliknya, biarpun ia tidak berada di sekitar halaman
rumahnya, akan tetapi orang tua atau anggota keluarga yang lain masih
mengadakan pengawasan terhadap tingkah laku perbuatan anak, maka dapat
dikatakan, bahwa anak itu berada di dalam lingkungan keluarga. Misalnya mereka
sedang berjalan-jalan di sebuah taman, mereka pergi ke tempat-tempat hiburan
dan sebagainya.
Dengan demikian, yang dimaksud dengan anak berada di
dalam lingkungan masyarakat, apabila anak itu tidak berada di bawah pengawasan orang
tua atau anggota keluarga yang lain, dan tidak berada di bawah pengawasan guru
atau petugas sekolah yang lain. Pengawasan tingkah laku perbuatan anak dalam lingkungan
masyarakat ialah oleh petugas-petugas hukum di dalam masyarakat, atau juga
orang-orang lain yang berada dalam masyarakat.
Sebenarnya di dalam masyarakat itu tidak ada
pendidikan. Masyarakat tidak mendidik orang- orang atau anak-anak yang berada
di dalamnya. Di dalam masyarakat yang ada hanyalah “pengaruh” dari masyarakat
itu. Pendidikan yang ada di dalam masyarakat adalah yang terdapat dalam
perkumpulan-perkumpulan pemuda. Sehingga Ki Hajar Dewantara secara tegas
menyebutkan lingkungan pendidikan yang ketiga ialah pergerakan pemuda.
Pengaruh-pengaruh dari masyarakat ada yang bersifat
positif terhadap anak dan juga bersifat negatif. Yang dimaksud dengan pengaruh
yang bersifat positif ialah segala sesuatu yang membawa pengaruh baik terhadap
pendidikan dan perkembangan anak. Yaitu pengaruh-pengaruh yang menuju kepada
hal-hal yang baik dan berguna bagi anak itu sendiri maupun bagi kehidupan
bersama.
Pengaruh yang positif dari masyarakat banyak kita jumpai dalam
perkumpula-perkumpulan pemuda, organisasi-organisasi pelajar atau mahasiswa
maupun organisasi yang lain. Baik perkumpulan atau organisasi itu bergerak
dalam bidang kesenian, kebudayaan, olahraga, politik, maupun yang merupakan
organisasi biasa yang bersifat menghimpun dan menyatukan para anggota, seperti
halnya organisasi-organisasi pelajar atau mahasiswa dari sesuatu jenis sekolah
atau fakultas. Tetapi perlu ditekankan di sini bahwa organisasi atau
perkumpulan pemuda yang memberikan pengaruh positif ini ialah organisasi atau
perkumpulan pemuda yang di organisasi secara baik dan “legal”.
Sedang yang di maksud dengan pengaruh yang bersifat negatif ialah
segala macam pengaruh yang menuju kepada hal-hal yang tidak baik dan merugikan.
Baik, merugikan bagi pendidikan dan perkembangan anak maupun merugikan kepada
kehidupan bersama.
Pengaruh yang bersifat negatif ini tidak terhitung banyaknya di dalam
masyarakat. Dan anehnya , pengaruh yang negatif ini sangat mudah di terima oleh
anak, dan sangat kuat meresap di hati anak. Anak yang tadinya baik di rumah,
setelah mendapat pengaruh dari temannya, akhirnya bisa menjadi anak brandalan.
Oleh karena itu menjadi tugas bagi orang tua untuk selalu mengadakan pengawasan
terhadap putra-putrinya. Orang tua harus tahu dan selalu mengawasi dengan siapa
anaknya itu bergaul. Bukan maksudnya di sini untuk membeda-bedakan kawan,
tetapi justru untuk menjaga agar si anak tidak terlanjur memperoleh
pengaruh-pengaruh yang tidak diinginkan
Contoh: setiap kali anak minta izin untuk belajar di rumah kawannya. Berangkat, membawa buku dan pulang jam 10 atau 11
malam di mana orang tua sudah tidur. Demikian berjalan beberapa lama tetapi apa
hasilnya? Anak telah menjadi pecandu ganja.
Memang kita bisa menyalahkan kepada anak. Dan mungkin
kita bisa juga menyalahkan kepada kawan yang mengajaknya. Tetapi di samping itu,
orang tua lah yang bersalah paling besar. Mengapa ia tidak selalu mengadakan
pengawasan yang teliti terhadap anaknya. Andaikata orang tua selalu mengadakan
pengawasan dengan teliti, selalu mengawasi dengan siapa saja anak itu bergaul,
kiranya tidak akan terjadi hal-hal yang demikian. Hal hal semacam itu kiranya
akan bisa di cegah sebelumnya.
C. Hubungan
Timbal Balik antara Keluarga, Sekolah, dan Masyarakat
Ø Hubungan keluarga dengan sekolah
Keluarga sebagai satuan organisasi terkecil di
masyarakat mendapat peranan sangat penting karena membentuk kepribadian dan
watak anggota keluarganya. Sedangkan masyarakat terdiri dari keluarga-keluarga.
Dari satuan terkecil itu terbentuklah gagasan untuk terus mewariskan standar
watak dan kepribadian yang baik yang diakui oleh semua golongan masayarakat,
salah satu institusi yang mewarisakan kepribadian dan watak kepada masayarakat
adalah sekolah. Sekolah tidak akan terus berdiri jika tidak di dukung oleh
masyarakat, maka dari itu kedua sistem sosial ini saling mendukung dan
melengkapi. Jika di sekolah dapat terbentuk perubahan sosial yang baik
berdasarkan nilai atau kaidah yang berlaku, maka masyarakat pun akan mengalami
perubahan sosial.
Sebagai salah satu wujud sekolah sebagai bagian dari
masyarakat maka terbentuklah sekolah masyarakat (community
school). Sekolah ini bersifat life centered. Yang menjadi pokok pelajaran
adalah kebutuhan manusia, masalah-masalah dan proses-proses social dengan
tujuan untuk memperbaiki kehidupan dalam masyarakat. Masyarakat dipandang
sebagai laboratorium dimana anak belajar, menyelidiki dan turut serta dalam
usaha-usaha masyarakat yang mengandung unsur pendidikan.
Menurut Oqbum fungsi keluarga itu adalah sebagai
berikut :
· Fungsi kasih
sayang
· Fungsi ekonomi
· Fungsi
pendidikan
· Fungsi
perlindungan/penjagaan
· Fungsi
rekreasi
· Fungsi status
keluarga
· Fungsi agama
Ø Pengaruh sekolah terhadap masyarakat
Pengaruh sekolah terhadap masyarakat pada dasarnya
tergantung kepada luas-tidaknya produk serta kualitas dari produk sekolah itu
sendiri. Semakin luas sebaran produk sekolah di tengah-tengah masyarakat, tentu
produk sekolah tersebuut membawa pengaruh positif yang berarti bagi
perkembangan masyarakat bersangkutan. Sekolah dapat disebut sebagai lembaga
investasi manusiawi. Investasi jenis ini sangat penting bagi perkembangan dan
kemajuan masyarakat. Rendahnya kualitas faktor manusia disetiap masyarakat,
akan berpengaruh terhadap prestasi yang bisa dicapai oleh masyarakat
bersangkutan.
Terdapat empat macam pengaruh pendidikan sekolah
terhadap perkembangan masyarakat, yaitu:
1. Mencerdaskan
kehidupan masyarakat
2. Membawa pengaruh
pembaharuan bagi perkembangan masyarakat.
3. Mencetak warga
masyarakat yang siap dan terbekali bagi kepentingan kerja di lingkungan masyarakat.
4. Melahirkan
sikap-sikap positif dan konstruktif bagi warga masyarakat, sehingga tercipta
integrasi sosial yang harmonis ditengah-tengah masyarakat.
Hubungan sekolah dan masyarakat memiliki hubungan
rasional berdasarkan kebutuhan. Adapun gambaran hubungan rasional diantara keduanya:
a. Sekolah
sebagai lembaga layanan terhadap kebutuhan pendidikan di masyarakat yang
membawa konsekuensi-konsekuensi dan konseptual serta teknis yang bersesuaian
antar fungsi pendidikan yang diperankan sekolah dengan yang dibutuhkan
masyarakat. Untuk menjalankan tujuan pendidikan yang rasional dan ideal, maka
sekolah memerlukan mekanisme informasi timbal balik yang rasional, objektif dan
realitas dengan masyarakat
b. Sasaran
pendidikan yang ditengani lembaga persekolahan detentukan kejelasan formulasi
kontrak antara sekolah dengan masyarakat. Diperlukan pendekatan komprehensif
didalam pengembangan program dan kurikulum untuk masing-masing jenis dan
jenjang persekolahan.
c. Pelaksanaan
fungsi sekolah dalam melayani masyarakat yang dipengaruhi oleh ikatan-ikatan
objektif diantara keduanya. Ikatan objektif tersebut berupa perhatian,
penghargaan dan lapangan-lapangan tertentu seperti dana, fasilitas dan jaminan-jaminan
objektif lainnya.
Ø Pengaruh masyarakat terhadap sekolah
Pada dasarnya masyarakat senantiasa memiliki dinamika
untuk selalu tumbuh dan berkembang, disamping itu juga setiap masyarakat
memiliki identitas tersendri sesuai dengan pengalaman budaya dan perbendaharaan
alamiahnya.masyarakat sebagai satu totlitas memiliki physical environment
(lingkungan alamiah, benda-benda, iklim, kekayaan material) dan social
environment (manusia, kebudayaan, dan nilai-nilai agama), sumber daya alam,
sumber daya manusia dan budaya.
Keterkaitan masyarakat dengan pendidikan adalah sangat erat dan sangat mempengaruhi, kenyataannya bagi
setiap orang bahwa masyarkat yang baik, maju, modern ialah masyarakat yang
didalamnya ditemukan suatu tingkat pendidikan yang baik, maju, dan modern pula,
dalam wujud lembaga-lembaganya maupun jumlah dan tingkat orang terdidik. Dengan
kata lain suatu masyarakat yang maju karena adanya pendidikan yang maju dan
baik, sebaliknya masyarakat yang kurang memperhatikan pembinaan pendidikan,
akan tetap keterbelakangan, tidak hanya dari segi intelektual tetapi juga dari
segi sosial kultural.
Masyarkat dengan segala atribut dan identitassnya yang memiliki dinamika ini, secara
langsung akan berpengaruh terhadap pendidikan persekolahan. Pengaruh-pengaruh
yang dimaksud adalah:
1. Terhadap orientasi dan tujuan pendidikan
Bahwa suatu masyarakat dengan segala dinamikanya, senantiasa Membawa
pengaruh terhadap orientasi dan tujuan pendidikan pada lembaga persekolahan.
Ini adalah wajar dan bisa dimengerti karena sekolah merupakan lembaga yang
dilahirkan dari, oleh untuk masyarakat.
Arah program pendidikan persekolahan biasanya tercermin didalam kurikulum,
didalam kenyataannya selalu terjadi perubahan-perubahan didalam suatu jangka
tertentu. Perubahan-perubahan tersebut disebabkan oleh pertumbuhan dan
perkembangan yang memunculkan orientasi-orientasi dan tujuan-tujuan yang baru
yang pasti akan diperhatikan oleh lembaga pendidikan sekolah.
Sebagai bukti bahwa idenitas suatu masyarakat beepengaruh terhadap program
pendidikan disekolah-sekolah adalah dengan berbedanya orientasi dan tujuan
pendidikan pada masing-masing negara. Pengaruh pertumbuhan dan perkembngan
masyarakat juga terlihat dalam perubahan orientasi dan tujuan pendidikan dari
suatu periode tertentu dengan periode berikutnya. Oleh karena itu, dalam
relitasnya tidak pernah terdapat kurikulum pendidikan yang berlaku permanen,
kurikulum akan selalu disempurnakan dan disesuaikan dengan tuntutan
perkembangan masyarkat yang terjadi.
2. Terhadap proses pendidikan di sekolah
Pengaruh masyarakat dibidang sosial budaya dan partisipasinya adalah
sesuatu yang jelas membawa pengaruh erhadap berlangsungnya proses pendidikan di
sekolah. Adapun pengaruh sosial budaya yang dimaksud biasanya tercermin didalam
prose belajar mengajar, baik yang menyagkut pola aktifitas pendidik maupun anak
didik didalam proses pendidikan. Dalam kenyataannya berfungsinya proses
penyelenggaraan pendidikan disekolah-sekolah tergantung pada kualitas dan
kuantitas kompenen manusiawi, fasilitas dana, dan perlengkapan pendidikan.
Dalam kaitan ini pengaruh tingkat partisipasi masyarakat seperti diatas tampak
sangat besar, karena itulah hubungan pengaruh timbal balik antara tingkat
pasrtisipasi masyarakat dengan kulitas proses penyelenggaraan pendidikan
sekolah-sekolah, menuntut adanya jalinan hubungan yang harmonis antara sekolah
dengan masyarakat. Sementara itu perubahan-perubahan yang terjadi dan ada di
masyarakat mempengaruhi pula materi pendidikan disekolah, karena perubahan itu
merupakan salah satu sumber yang ada di masyrakat.
D.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tripusat Pendidikan ialah Lingkungan pendidikan yang sangat berperan
penting dalam pendidikan manusia, diantara lingkungan tersebut keluarga,
sekolah, dan masyarakat. Semua Lingkungan tersebut mempunyai fungsi atau peran
dan tanggung jawab masing-masing dalam pendidikan manusia.
Semua lingkungan pendidikan tersebut mempunyai hubungan timbal balik antara
satu dengan lainnya, diantaranya:
1.
Hubungan antara keluarga dan sekolah
2.
Pengaruh sekolah terhadap masyarakat
3.
Pengaruh masyarakat dan sekolah
Hubungan timbal balik tersebutlah yang bisa membuat pendidikan bisa
berjalan dengan baik.
B. Kritik
dan Saran
Dengan adanya makalah ini, kami berharap agar para pembaca umumnya dan kami
sebagai penulis khususnya dapat dijadikan acuan sebagai bahan pembelajaran,
oleh karenanya kami juga berharap kepada semua pihak yang membaca makalah ini,
kiranya dapat memberikan masukan, kritik dan saran yang sifatnya membangun guna
untuk perbaikan penyusunan makalah kami selanjutnya.
Akhirnya kami berharap Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Hasbullah. 2001. Dasar-dasar Ilmu
Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Indrakusuma, Amier Daien. 1975. Pengantar
Ilmu Pendidikan. Malang: Usaha
Nasional.
Tim Dosen FIP-IKIP Malang. 1980. Pengantar
Dasar-dasar Pendidikan. Malang: Usaha Nasional.
Tirtarahardja, Umar, S. L. La Sulo. 2005. Pengantar
Pendidikan: Jakarta: Rineka Cipta.
Puranto, M. Ngalim.
1995. Ilmu pendidikan teoritis dan praktis. Bandung: PT. Remaja Kosda Karya
0 Comments