MAKALAH
PROBLEM
PENDIDIKAN MATEMATIKA
“Permasalahan-permasalahan
yang dihadapi guru dan siswa smp neg 5 tinambung dalam pembelajaran operasi
bilangan bulat”
Oleh:
AHMAD
ARDAN
LA
ODE ASEPRIANTO
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
FAKULTAS MIPA
T. A. 2018 / 2019
Kata Pengantar
Puji dan syukur marilah kita panjatkan
kehadirat Allah SWT dan semoga shalawat serta salam selalu terlimpahkan kepada
Nabi Muhammad Saw, keluarga, dan sahabat-sahabatnya serta pengikut-pengikutnya.
Dalam rangka meningkatkan kualitas kami
sebagai mahasiswa, maka diperlukan adanya sarana penambahan nilai kualitas yang
maksimal. Oleh karena itu kami selaku Mahasiswa UNIVERSITAS SULAWESI BARAT Fakultas
matematika dan ilmu pengetahuan alam Program Studi pendidikan matematika ,
memberanikan diri menyusun makalah ini dengan harapan dapat menambah sumber
pengetahuan yang kami miliki serta dapat memberikan hasil terbaik kami selaku
mahasiswa/i kepada dosen mata kuliah. Penyusunan materi pokok dalam makalah ini
diambil dari beberapa sumber buku, jurnal, artikel dan sebagainya yang di
jadikan sebagai acuan dalam penyusunan makalah.
Makalah sederhana ini disajikan dengan
segala kekurangannya, demikian pula kami selaku penyusun makalah tidak
dipungkiri bahwa segala tegur dan sapa demi perbaikan makalah ini kami sambut
dengan luas hati.
Majene , 28 Februari 2018
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………………………………....
Daftar
Isi………………………………………………………………………….......
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
belakang………………………………………………………………..
B. Rumusan
Masalah…………………………………………………………...
C. Tujuan……………………………………………………………………….
BAB II PEMBAHASAN
Ø Pengertian bilangan bulat………………………………………………………….
Operasi Hitung Pada Bilangan Bulat
Menaksir
Hasil Perkalian Dan Pembagian Bilangan Bulat
Kelipatan
Dan Faktor
Operasi
Hitung Campuran Pada Bilangan Bulat
Ø Pengertian
Cooperative Learning
Langkah-langkah dalam
Cooperative Learning
Ø Pengelolaan
Kelas Menurut Model Cooperative Learning
Pengelompokan
Semangat gotong-royong
Penataan ruang kelas
Ø Model
Evaluasi belajar Cooperative Learning
Model Evaluasi Kompetisi
Model Evaluasi Individual
Model Evaluasi
Cooperative Learning
Ø Penerapan Metode Kooperatif Model Snowball Throwing dalam
Pembelajaran Matematika pada Materi Operasi Bilangan Bulat Kelas VII SMP
Semester I.
a.
Tahap
Pendahuluan.
b.
Tahap
Inti.
c.
Tahap Penutup
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan…………………………………………………………….
B.
Saran…………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Matematika
merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang sangat penting dalam
kehidupan sehari-hari. Manusia dalam melakukan kegiatan sehari-hari tentunya
tidak lepas dari apa yang ada dalam matematika. Akan tetapi kebanyakan orang
tidak menyadari bahwa apa yang dilakukannya tersebut merupakan bagian dari
matematika. Kegiatan-kegiatan seperti menghitung bilangan, menjumlahkan dan
lain sebagainya merupakan bagian dari cabang ilmu matematika yang paling dasar.
Dalam
pelajaran matematika banyak pokok bahasan yang di ajarkan oleh guru yang
tingkat kesulitannya berbeda-beda sehingga dibutuhkan seorang guru yang
benar-benar bisa menyampaikan materinya dengan baik serta bagaimana membuat
suasana kelas nyaman dan siswa dapat
merespon baik meteri yang telah diajarkan. Jadi, menjadi seorang guru itu
banyak permasalahan-permasalahan yang dilalui selama mengajar.
Berdasarkan
hasil wawancara dari salah satu guru matematika dari sekolah smp neg 5
tinambung menyatakan bahwa” hampir semua materi pelajaran matematika itu siswa
kurang mamapu memeahami materi tersebut salah satunya opersi bilangan. Pada
materi operasi bilangan tersebut siswa mengalami kesulitan terutama pada
pengoperasian mines (-)
Untuk
membatu siswa dalam pengoperasian bilangan guru membatu dengan membagi kelompok
atau metode koperatif learning dan
guru juga menggunakan alat peraga seperti lidi, agar siswa lebih mengerti
operasi bilangan.
B.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas
maka rumusan masalah :
1. Materi apa yang sulit di mengeri
oleh siswa?
2. Model pembelajaran koperatif
learning ?
3. Penerapan metode koperatif learning
dalam materi operasi bilangan?
C.
Tujuan
Dari rumusan masalah diatas maka
tujuanya itu dengan metode koperatif learning dapat mengatasi permasalah
pembelajaran operasi bilangan.
BAB
II
PEMBAHASAN
Ø Pengertian Bilangan Bulat
Bilangan bulat adalah
bilangan yang terdiri atas bilangan cacah ( 0,1,2,3,….) dan bilangan negatif
dari bilangan tersebut(…,-3,-2,-1,-0), karena -0 sama dengan 0 maka cukup
dituliskan satu kali. Sehingga bilangan bulat memiliki anggota dari -∞ hingga ∞
jika dituliskan adalah sebagai berikut :…..,-2,-1,0,1,2,…..
Jika disajikan dalam garis bilangan :


Operasi Hitung
Pada Bilangan Bulat
Operasi hitung yang ada
pada bilangan bulat adalah operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan
pembagian.
Materi ini sudah pernah dibahas pada postingan operasi hitung bilangan bulat. Silahkan disimak kembali karena materi tersebut sudah cukup lengkap.
Materi ini sudah pernah dibahas pada postingan operasi hitung bilangan bulat. Silahkan disimak kembali karena materi tersebut sudah cukup lengkap.
Menaksir Hasil Perkalian Dan Pembagian Bilangan Bulat
Menaksir adalah proses membulatkan bilangan bulat. Cara yang dilakukan
untuk mencari hasil pembulatan atau taksiran adalah sebagai berikut.
1.
Pembulatan ke angka puluhan terdekat.
a) Jika angka satuannya kurang dari 5,
angka tersebut tidak dihitung atau dihilangkan.
b) Jika angka satuannya lebih dari atau
sama dengan 5, angka tersebut dibulatkan ke atas menjadi puluhan.
2.
Pembulatan ke angka ratusan terdekat
a) Jika angka puluhannya kurang dari 5,
angka puluhan dan satuan dihilangkan.
b) Jika angka puluhannya lebih dari
atau sama dengan 5, angka puluhan tersebut dibulatkan ke atas menjadi ratusan.
Cara pembulatan tersebut juga berlaku untuk pembulatan ke angka ribuan
terdekat, puluh ribuan terdekat, dan seterusnya dengan menyesuaikan pada angka
dibelakangnya.
Kelipatan Dan Faktor
Sebelum membahas lebih dalam mengenai Kelipatan dan Faktor, ingat kembali
apa itu bilangan prima, dan apa itu faktor. Bilangan Prima adalah bilangan yang
tepat mempunyai dua faktor, yaitu 1 dan dirinya sendiri. Faktor dari suatu
bilangan asli n adalah suatu bilangan asli yang apabila dikalikan dengan
bilangan asli lain hasilnya sama dengan n.
Operasi Hitung Campuran Pada Bilangan Bulat
Dalam menyelesaikan operasi hitung bilangan bulat, terdapat dua hal yang
perlu kalian perhatikan, yaitu
1.
tanda operasi hitung;
2.
tanda kurung.
Apabila dalam suatu operasi hitung campuran bilangan bulat terdapat tanda
kurung, pengerjaan yang berada dalam tanda kurung harus dikerjakan terlebih
dahulu.
Apabila dalam suatu operasi hitung bilangan bulat tidak terdapat tanda kurung, pengerjaannya berdasarkan sifat-sifat operasi hitung berikut :
Apabila dalam suatu operasi hitung bilangan bulat tidak terdapat tanda kurung, pengerjaannya berdasarkan sifat-sifat operasi hitung berikut :
1. Operasi penjumlahan (+) dan
pengurangan (–) sama kuat, Artinya operasi yang terletak di sebelah kiri
dikerjakan terlebih dahulu.
2. Operasi perkalian (
) dan pembagian (
) sama kuat, Artinya operasi yang
terletak di sebelah kiri dikerjakan terlebih dahulu.


3. Operasi perkalian (
) dan pembagian (
) lebih kuat daripada operasi
penjumlahan (+) dan pengurangan (–), artinya operasi perkalian (
) dan pembagian (
) dikerjakan terlebih dahulu
daripada operasi penjumlahan (+) dan pengurangan (-).




Ø Pengertian Cooperative
Learning
Cooperative
Learning adalah suatu strategi belajar mengajar yang menekankan pada sikap atau
perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur
kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih.
Dimana pada tiap kelompok tersebut terdiri dari siswa-siswa berbagai tingkat
kemampuan, melakukan berbagai kegiatan belajar untuk meningkatkan pemahaman
mereka tentang materi pelajaran yang sedang dipelajari. Setiap anggota kelompok
bertanggung jawab untuk tidak hanya belajar apa yang diajarkan tetapi juga
untuk membantu rekan belajar, sehingga bersama-sama mencapai keberhasilan.
Semua Siswa berusaha sampai semua anggota kelompok berhasil memahami dan
melengkapinya. Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai
setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran yaitu
Hasil belajar akademik, penerimaan terhadap perbedaan individu, dan
pengembangan keterampilan sosial.
Prinsip model
pembelajaran kooperatif yaitu 1) saling
ketergantungan positif; 2) tanggung jawab perseorangan; 3) tatap muka; 4)
komunikasi antar anggota; dan 5) evaluasi proses kelompok (Lie, 2000).
Manfaat dari Cooperative Learning antara
lain: meningkatkan aktivitas belajar siswa dan prestasi akademiknya, membantu
siswa dalam mengembangkan keterampilan berkomunikasi secara lisan,
mengembangkan keterampilan sosial siswa, meningkatkan rasa percaya diri siswa,
membantu meningkatkan hubungan positif antar siswa.
Model pembelajaran
kooperatif memiliki basis pada teori psikologi kognitif dan teori pembelajaran
sosial. Fokus pembelajaran kooperatif tidak saja tertumpu pada apa yang dilakukan
peserta didik tetapi juga pada apa yang dipikirkan peserta didik selama
aktivitas belajar berlangsung. Informasi yang ada pada kurikulum tidak
ditransfer begitu saja oleh guru kepada peserta didik, tetapi peserta didik
difasilitasi dan dimotivasi untuk berinteraksi dengan peserta didik lain dalam
kelompok, dengan guru dan dengan bahan ajar secara optimal agar ia mampu
mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Dalam model pembelajaran kooperatif,
guru berperan sebagai fasilitator, penyedia sumber belajar bagi peserta didik,
pembimbing peserta didik dalam belajar kelompok, pemberi motivasi peserta didik
dalam memecahkan masalah, dan sebagai
pelatih peserta didik agar memiliki ketrampilan kooperatif.
Langkah-langkah dalam Cooperative Learning
Langkah-langkah pembelajaran cooperative
learning dapat dituliskan dalam table sebagai berikut:
Langkah
|
Indikator
|
Tingkah
Laku Guru
|
Langkah 1
|
Menyampaikan
tujuan dan memotivasi siswa.
|
Guru
menyampaikan tujuan pembelajaran dan mengkomunikasikan kompetensi dasar yang
akan dicapai serta memotivasi siswa.
|
Langkah 2
|
Menyajikan
informasi
|
Guru
menyajikan informasi kepada siswa
|
Langkah 3
|
Mengorganisasikan
siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar
|
Guru
menginformasikan pengelompokan siswa
|
Langkah 4
|
Membimbing
kelompok belajar
|
Guru
memotivasi serta memfasilitasi kerja siswa dalam kelompokkelompok belajar
|
Langkah 5
|
Evaluasi
|
Guru
mengevaluasi hasil belajar tentang materi pembelajaran yang telah
dilaksanakan
|
Langkah 6
|
Memberikan penghargaan
|
Guru
memberi penghargaan hasil belajar individual dan kelompok.
|
Ø Pengelolaan
Kelas Menurut Model Cooperative Learning
Pengelompokan
Kelompok homogen
(Ability grouping) adalah praktik memasukkan beberapa siswa dengan kemampuan
yang setara dalam kelompok yang sama.
Pengelompokan
heterogenitas (kemacam-ragaman),dibentuk dengan memperhatikan keanekaragaman
gender, latar belakang sosioekonomi dan etnik, serta kemampuan akademis.
Semangat gotong-royong
Dalam proses pembelajaran ini,
agar berjalan secara efektif maka semua anggota kelompok hendaknya mempunyai
semangat bergotong royong yaitu dengan cara membina niat dan semangat dalam
bekerja sama yaitu dengan beberapa cara: a. Kesamaan Kelompok. b. Identitas
Kelompok c. Sapaan dan Sorak Kelompok.
Penataan ruang kelas
Dalam hal ini keputusan guru
dalam penataan ruang disesuaikan dengan kondisi dan situasi ruang kelas dan
sekolah. Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan adalah: a) Ukuran ruang
kelas, b) Jumlah siswa, c) Tingkat
kedewasaan siswa, f) Pengalaman guru dan siswa dalam melaksanakan metode
pembelajaran gotong royong.
Ø Model
Evaluasi belajar Cooperative Learning
Dalam model pembelajaran
cooperative learning terdapat tiga model evaluasi, ketiga model evaluasi tersebut adalah sebagai berikut:
Model Evaluasi Kompetisi
Pada sistem peringkat jelas
menanamkan jiwa kompetitif, karena sejak masa awal pendidikan formal, siswa
dipacu agar bisa menjadi lebih baik dari teman-teman sekelas, sehingga siswa
yang jauh melebihi kebanyakan siswa yang dianggap berprestasi, yang
kemampuannya berada di bawah rata-rata kelas dianggap gagal atau tidak
berprestasi.
Model Evaluasi Individual
Dalam sistem ini, sistem siswa
belajar dengan pendekatan dan kecepatan yang sesuai dengan kemampuan mereka
sendiri. Anak didik tak bersaing dengan siapa-siapa, kecuali bersaing dengan
diri mereka sendiri. Teman-teman satu kelas dianggap tidak ada karena jarang
interaksi antar siswa di kelas. Berbeda dengan sistem penilaian peringkat,
dalam penyajian individual guru menetapkan standar untuk setiap murid.
Model Evaluasi Cooperative Learning
Sistem ini menganut pemahaman homohomini soclus. Falsafah ini menekankan
saling ketergantungan antar makhluk hidup. Kerjasama merupakan kebutuhan yang sangat penting
artinya bagi kelangsungan hidup. Prosedur sistem penilaian Cooperative
Learning diantaranya adalah tanggung
jawab pribadi dan kelompok. Jadi siswa mendapat nilai pribadi dan nilai
kelompok.
Ø Penerapan Metode Kooperatif Model Snowball Throwing dalam Pembelajaran Matematika pada
Materi Operasi Bilangan Bulat Kelas VII SMP Semester I.
Untuk
memulai dalam mengajar kita membutuhkan suatu yang disebut RPP. Namun makalah
ini saya hanya memberikan tahapan-tahapan sebelum kegiatan belajar mengajar
dimulai yaitu:
d. Tahap Pendahuluan.
1. Guru masuk kekelas mengucapkan
salam, kemudian ketua kelas bersiap untuk memimpin doa di dalam kelas.
2. Selesai berdoa, guru mengabsen
siswa, siswa pun mengangkat tangan agar guru mengetahui siswa yang Absen atau
Izin.
3. Selesai absensi, guru menyampaikan
tujuan pembelajaran untuk hari ini dan murid pun mendengarkan dengan seksama.
4. Setelah menyampaikan tujuan, guru
memotivasi siswa agar siswa semangat dalam pembelajaran saat ini. Dengan cara
memberi kata-kata mutiara pada siswa.
e. Tahap Inti.
1. Guru menyampaikan materi operasi
bilangan bulat yang akan disajikan kepada siswa, dan siswapun mendengarkan
dengan serius.
2. Selesai guru menyampaikan materi,
guru membentuk kelompok-kelompok dari beberapa siswa dan memanggil
masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi operasi
bilangan.
3. Masing-masing ketua kelompok kembali
ke kelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan materi operasi bilangan yang
disampaikan oleh guru kepada temannya yang menjadi anggota.
4. Kemudian masing-masing siswa
diberikan satu lembar kertas kerja untuk menuliskan satu pertanyaan atau soal
apa saja yang menyangkut materi operasi bilangan bulat yang sudah dijelaskan
oleh ketua kelompok tadi.
5. Kemudian kertas yang berisi
pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa
yang lain selama ± 5 menit
6. Setelah siswa dapat satu bola/satu
pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang
tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian.
7. Kemudia evaluasi, dengan cara guru
menjelaskan kembali kepada siswa tentang materi operasi bilangan bulat dan
mengoreksi hasil jawaban dari siswa yang sudah menjawab soal.
8. Penutup, setelah semua siswa
mengerti dengan materi operasi bilangan bulat, guru menutup permainan ini
dengan memberi point atau nilai untuk siswa yang dapat menjawab soal dengan
benar.
f.
Tahap Penutup
1. Guru bersama-sama dengan murid atau sendiri
membuat rangkuman atau kesimpulan pelajaran hari ini.
2. Guru melakukan penilaian atau
refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten atau
terprogram.
3. Guru merencanakan kegiatan tidak
lanjut dalam bentuk pembelajaran remedy, program pengayaan, layanan konseling
atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil
belajar peserta didik.
BAB III Penutup
A.
Kesimpulan
Metode pengajaran
guru sangat mempengaruhi hasil belajar siswa. Penggunaan metode yang salah,
dapat membuat siswa malas belajar atau bahkan tidak dapat memahami materi yang
disampaikan. Mungkin siswa yang suka dengan matematika akan merasa biasa saja
dengan metode yang digunakan, sebab pada dasarnya ia sudah menyukai matematika.
Namun, siswa yang kurang tertarik dengan matematika justru akan tambah bosan
dan enggan mengikuti proses belajar mengajar.
Tidak sedikit guru
yang belum mengenal macam-macam metode pembelajaran, sehingga metode yang
digunakan masih sama dengan metode dulu yang pernah di dapatkannya saat masih
di bangku sekolah. Hal tersebut juga bisa menjadi penyebab munculnya masalah
pada siswa.
Pembelajaran Snowball
Throwing melatih siswa untuk lebih tanggap menerima pesan dari
orang lain, dan menyampaikan pesan tersebut kepada temannya dalam satu
kelompok. Pesan dalam hal ini adalah berupa pertanyaan-pertanyaan yang telah
dibuat oleh siswa. Lemparan pertanyaan tidak menggunakan tongkat seperti model
pembelajaran Talking Stik akan tetapi menggunakan kertas
berisi pertanyaan yang diremas menjadi sebuah bola kertas lalu
dilempar-lemparkan kepada siswa lain. Siswa yang mendapat bola kertas lalu
membuka dan menjawab pertanyaannya.
B. Saran
Sebelum memilih
metode, hendaknya guru terlebih dahulu memahami isi dari materi untuk kemudian
dapat menentukan metode yang tepat. Sebab setiap materi memiliki bobot dan
konsep yang berbeda-beda. Selain itu, harusnya guru juga memiliki banyak
pengetahuan tentang metode pembelajaran untuk kemudian diterapkan di dalam
kelas. Sebab jika metode guru tersebut monoton, siswa cenderung bosan dan tidak
menyukai lagi matematika
Daftar pustaka
0 Comments